PREVALENSI HASIL INCOMPATIBLE PADA PEMERIKSAAN UJI SILANG SERASI DI UNIT DONOR DARAH PMI KABUPATEN BANYUMAS
ABSTRAK
Pendahuluan: Uji silang serasi adalah merupakan pemeriksaan uji kecocokan darah antara darah pasien dengan darah donor yang sesuai dengan golongan darah ABO dan Rhesusnya.
Tujuan: Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui prevalensi hasil incompatible pada pemeriksaan uji silang serasi di Unit Donor Darah PMI Kabupaten Banyumas pada bulan Januari-Mei 2020.
Metode:Penelitian ini merupakan penelitian observasional atau pengumpulan data. Data diperoleh dari sampel pasien dengan hasil incompatible di Unit Donor Darah dengan menggunakan total samping sebanyak 181 sampel. Data diolah dan dianalisa menggunakan Microsoft Ecxel.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan prevalensi hasil incompatible di Unit Donor Darah PMI Kabupaten Banyumas pada kategori jenis komponen darah Packed Red Cells (PRC) 179 (99%) dan Packed Red Cells (PRC) Leucodepleted 2 (1%). Berdasarkan kategori jenis incompatible terbanyak pada incompatible autocontrol sebanyak 167 (92%) dan incompatible mayor sebanyak 14 (8%). Prevalensi hasil incompatible adalah 5,88% (n=181) dari 3.083 sampel.
Kesimpulan: Kesimpulan bahwa perlu dilakukannya skrining antibodi pada pasien secara rutin untuk menghindari reaksi transfusi serta menciptakan pelayanan darah yang nyaman dan lebih efisien di Unit Donor Darah PMI Kabupaten Banyumas.
Kata Kunci : Incompatible, uji silang serasi
ABSTRACT
Introduction: The crossmatching test is an examination of the suitability of blood between the patient's blood and donor blood that matches his ABO and Rhesus blood groups.
Purpose: The purpose of this study was to determine the prevalence of incompatible crossmatching results in Blood Donors in Blood Transfusion Unit (BTU) of Indonesian Red Cross Banyumas Regency in January-May 2020.
Method: This type of research is descriptive research. This research is an observational study or data collection. Data were obtained from samples of incompatible patients in the Blood transfusion unit (BTU) of Indonesian Red Cross Banyumas regency using a total side sample of 181 samples. The data were processed and analyzed using Microsoft Ecxel.
Result: The results showed the prevalence of incompatible results in the Blood Donor Unit of PMI Banyumas Regency in the category of packed red cell (PRC) blood components 179 (99%) and packed red cell (PRC) Leucodepleted 2 (1%). Based on the category of incompatible types, the most incompatible autocontrol was 167 (92%) and the major incompatible was 14 (8%). The prevalence of incompatible outcomes was 5.88% (n = 181) of 3083 samples.
Conclusion: The conclusion is that it is necessary to carry out routine antibody screening to patients to avoid transfusion reactions and to create comfortable and more efficient blood services at the Blood Transfusion Unit (BTU) of Indonesian Red Cross, Banyumas Regency.
Keywords : Incompatible, crossmatching
Detail Information
Citation
Ika Setyawati. (2020).
PREVALENSI HASIL INCOMPATIBLE PADA PEMERIKSAAN UJI SILANG SERASI DI UNIT DONOR DARAH PMI KABUPATEN BANYUMAS().:
Ika Setyawati.
PREVALENSI HASIL INCOMPATIBLE PADA PEMERIKSAAN UJI SILANG SERASI DI UNIT DONOR DARAH PMI KABUPATEN BANYUMAS().:,2020.Text
Ika Setyawati.
PREVALENSI HASIL INCOMPATIBLE PADA PEMERIKSAAN UJI SILANG SERASI DI UNIT DONOR DARAH PMI KABUPATEN BANYUMAS().:,2020.Text
Ika Setyawati.
PREVALENSI HASIL INCOMPATIBLE PADA PEMERIKSAAN UJI SILANG SERASI DI UNIT DONOR DARAH PMI KABUPATEN BANYUMAS().:,2020.Text